Jumat, 17 Juli 2009

PEMIKIRAN


Bingkai Negara Kesatuan Indonesia sekarang ini sudah amatlah rapuh, tidak sekuat dulu dengan ke-Bhineka Tunggal Ika-annya yang nyaris tercabik-cabik dengan masuknya budaya lain. Budaya bangsa yang dulu amat diangung-agungkan menanamkan nilai etika dan moral luntur digilas jaman dengan masuknya seni dan nilai bdaya asing dimana aspek pandangan yang berbeda dengan nilai budaya luhur bangsa. Kita sebagai bangsa yang masih menghormati historis historis budaya, amat galau. Dekade ini generasi muda nyaris melupakannya yang berakibat degradasi moral bangsa di berbagai aspek kehidupan. Pandangan hidup bangsa dulu bersumber dari lima sila yang terbingkai dalam Bhineka Tunggal Ika sebagai Pancasila yang telah bergulir dan berkiblat pada budaya barat yang menanamkan faham demokrasi dan hak asasi manusia yang tidak diselaraskan dengan nilai budaya bangsa yang menyebabkan hancurnya nilai budaya itu sendiri. Ada sebagian orang berpendapat bahwa budaya, etika, adat istiadat yang nerupakan warisan budaya kolonial, padahal pemahaman itu keliru, justru budaya baratlah yang menciptakan demikian. Kaum kolonialisme sengaja menciptakan berbagai golongan, kelas satu kaum kulit putih, kelas dua kaum pecinan yang sebagian besar pedagang, kaum ketiga adalah pribumi ningrat dan rakyat jelata. Kemerosotan moral diawali dari kesalahan para pendahulu yang melenceng dari Pancasila sebagai nilai historis budaya bangsa, yang didalamnya terkandung nilai spiritual, adat istiadat, etika dan lain sebagainya adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan runtuhnya nulai budaya bangsa yang berarti hancurnya nulai moral. Kita diwariskan nilai logika saja karena suatua bangsa dianggap maju kalau bias menyerap budaya yang datangnya dari luar. Tapia apa yang terjadi terhadap bangsa ini justru kemerosotan nilai budaya yang menyebabkan degradasi moral anak bangsa. Jaman terus bergulir dalam aspek kehidupan anak bangsa, diperparah lagi dengan keluarnya Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang HAM. Setiap individu maupun kelompok bebas mengeluarkan pendapatnya dan orang semakin mementingkan dirinya maupuan kelompoknya. Merebaknya demo bak jamu di musim hujan semua itu akibat kelirunya para pemimpin bangsa dalam menyikapi ketentuan maupun peraturan yang menyangkut hidup oran banyak, Pancasila merupakan nilai historis bangsa yang telah ditinggalkan.
Ketua Umum LSM GMPN
Danu Ermaya Muhtar

Tidak ada komentar: