Rabu, 24 Juni 2009

KAJIAN



Rusaknya moral dalam aspek kehidupan bangsa dewasa ini bukan tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi tanggung jawab kita sebagai anak bangsa. Ilmu pengetahuan dan ilmu agama dianggap sebagai konseptual lahiriah semata, namun di dalamnya terkandung nilai-nilai spiritual. Penyelesaian suatu permasalahan bangsa tidak cukup diselesaikan begitu saja lewat peraturan maupun undang-undang, namun lebih jauh yang perlu diselesaikan akar permasalahannya yakni “krisis moral atau akhlak”. Definisi moral atau akhlak adalah ilmu yang mempelajari perilaku hidup berdasarkan tuntunan agama untuk meraih kemuliaan menuju ridho Allah S.W.T.

Kesalahan suatu bangsa atau kaum yang bertanggung jawab adalah pemimpinnya. Keberadaan birokrasi merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah dalam mengatur aspek kehidupan rakyat. Perbaikan harus diawali oleh individu dari pemimpin dan perilakunya akan menjadi contoh bawahannya atau rakyatnya. Lembaga Sosial Masyarakat Gerakan Moral Pembaharuan Nusantara (LSM GMPN) tergugah untuk berperan aktif dalam birokrasi, dimana seluruh tatanan maupun aspek kehidupan rakyat adalah motor penggerak adalah birokrasi.

Pesan yang disampaikan tokoh Wali Songo Sunan Kalijaga pada generasi penerus dalam suluk sebagai warisan sebagai berikut :

1. Sing Sopo Ora Gelem Gawe Becik Marang Liyan, Ojo Siro Ngarep-arep Yen Bakal Oleh Pitulungan Ing Liyan (Barang Siapa Tidak Mau Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Janganlah Mengharap Akan Mengharap Pertolongan Orang Lain).

2. Wong Elo Semingso Kuwoso Ojo Dicedaki Sebab Mbilabeni, Soyo Mundak Angkoro Murkane, Lan Meneh Bakal Dienggo Sarono Kan Olo Mau. (Orang Jahat Kalau Berkuasa Jangan Didekati Sebab Berbahaya, Ia Akan Bertambah Angkara Murkanya, Lagipula Engkau Akan Dipakai Sebagai Sarana Untuk Memenangkan Kejahatannya Itu).

3. Wong Olo Iku Lamun Kuwoso Banjur Sak Wiyah-Wiyah Mujo Howo Nafsune, Lan Ugo Ngagung-Ngagungke Anguwasane Panguasane, Mulo Ojo Nganti Wong Olo Biso Nyekel Panguawaso. (Orang Jahat Kalau Berkuasa Akan Bertindak Sewenang-Wenang, Melampiaskan Hawa Nafsunya dan Membanggakan Kekuasaannya. Oleh Karena Itu, Jangan Sampai Ada Orang Jahat Memegang Kekuasaan).

4. Wong Kang Rumongso Nindakake Panggawe Kang Kurang Prayogo, Nanging Emoh Mareni, Iku Ojo Dicedaki, Mundah Nulari. (Orang Yang Merasa Menjalankan Pekerjaan Yang Tidak Sepantasnya, Tetapi Tidak Mau Mengakhiri, Didekati Agar Tidak Ketularan).

5. Wong Olo Yen Biso Kuwoso, Kang Olo Iku Diarani Becik, Kasabaline Yen Wong Becik Kan Kuwoso, Kang Becik Iku Kang Ditindakake. (Orang Yang Jahat Kalau Dapat Berkuasa, Segala Yang Jelek Dikatakan Baik, Sebaliknya Kalau Orang Baik-Baik Yang Berkuasa, Maka Hal-Hal Yang Baiklah Yang Dijalankan).

6. Aja Seneng Yen Lagi Darbe Penguwaso, Serik Yen Lagi Ora Darbe Penguwaso, Jalaran Kuwi Bakal Ono Bebendhune Dhewe-Dhewe. (Jangan Hanya Senang Kalau Sedang Mempunyai Kekuasaan, Sebab Hal Itu Akan Ada Akibatnya Sendiri-Sendiri).

7. Aja Mung Kepingin Menang Dhewe, Kang Biso Marakakecrah Ing Negoro Lan Bongso, Kudu Seneng Rerembukan Njogo Katentreman Lahir Batin. (Jangan Hanya Ingin Menang Sendiri, Yang Dapat Menyebabkan Perpecahan Negara dan Bangsa, Melainkan Harus Senang Bermusyawarah Demi Menjaga Ketentraman Lahir Batin).

Orang bijak pernah berkata bahwa kebijakan peraturan Negara janganlah diambil dari kepentingan Negara saja, tetapi diambil dari aspek kepentingan hajat hidup orang banyak agar rakyat menjadi tentram.

Ketua Umum LSM GMPN
Danu Ermaya Muhtar

Tidak ada komentar: